Dasar proses underwriting dalam asuransi
Kembali lagi ke postingan gue, kali ini akan ngebahas mengenai apa itu proses underwriting.. sebelum kita masuk ke proses underwriting kita harus tahu terlebih dahulu nih, Siapa sih yang dibilang sebagai underwriter,,
underwriter itu adalah seseorang yang kerjaannya menganalisis risiko, dia yang menentukan suatu risiko bisa ditolak, diterima atau diterima dengan macem-macem syarat. dan dia juga yang menentukan besarnya premi dan luas jaminan yang diterapkan.
nah berarti bisa di tarik kesimpulan kalau proses underwriting itu proses menganalisis risiko , ya absolutely correct broo..
proses underwriting dimulai ketika kita mendapat permintaan penutupan suatu bisnis asuransi dan kita analisis fakta material/ informasi tentang risiko yang ada, contohnya :
Asuransi Kebakaran : Penggunaan bangunan, kelas kontruksi
Asuransi Kendaraan : Umur kendaraan, jenis, tipe
Setelah kita menganalisis kita pasti bisa tahu dan menilai apakah risiko itu bisa diterima atau engga, singkatnya bisa tau risiko itu bagus atau jelek.
jujur aja, selain ilmu dasar underwriting yang harus kita pelajari, kita juga butuh pengalaman buat jadi underwriter yang mateng!!!
apalagi, semua tarif di Indonesia belum di atur OJK, jadi untuk sebagian class of business susah dalam penetapan tarif/rate yang sesuai. biasanya pertimbangan rate competitor menjadi salah satu trik ampuh buat menurunkan rate .. haha..
proses akhir dari underwriting itu adalah "coret TC", kita melakukan analisis luas jaminan yang diberikan, hati-hati dalam proses ini karena terkadang broker memasukan banyak klausula yang memperluas jaminan.. jadi bisa jadi polis named perils bisa berubah jadi polis unnamed perils.. -_-
setelah itu proses penetapan tarif dilakukan, kalau asuransi kebakaran dan asuransi kendaaraan sudah diatur OJK semua tarif dasar dan perluasannya, jadi tinggal liat buku sakti aja.. kalau untuk produk lain bisa jadi ada underwriting guideline internal dan juga analisis rate internal yang didapet dari metode burning cost perusahaan masing-masing.
Satu pesan penting, sebagai underwriter kita harus tahan sama "conflict of interest" yang sering kejadian waktu ada perdebatan antara marketer dengan underwriter, sebagai underwriter kita harus tegas memutuskan risiko itu bisa di aksep atau engga, walaupun ada faktor accommodation line yang harus dipertimbangkan kadang-kadang.. intinya tegas, ikutin hati nurani.. haha
Sekian sharing singkat yang bisa dibagi hari ini,, happy sunday!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar